Thursday, January 30, 2020

Mencoba Belajar Menulis

Mencoba Belajar Menulis
{Tantangan Hari ke – 1}
#TantanganGurusiana
Waduuuh ... ketinggalan berita ni, hanya 2 hari tidak serius membaca FB MGI, ternyata banyak berita seru-seru tertinggal. Tapi masih beruntung ini, pagi ini baca tulisan Pak CEO, bahwa hari ini ada tantangan menulis 30 hari, woow keereen, terus gimana ni nasib Bu de, malu dunk kalau tidak bisa ikut, tapi terus mau nulis apa ini?
Bener-bener bingung, karena selama ini Bu de hanya belajar menulis di FB MGI, belum pernah di web Gurusiana.
Mau bertanya di komentar fb malu, kok kelihatan sekali Bu de ini katrok/kampungan banget, padahal iya sih...hihihi. Kelihatan kuper/kurang pergaulan, bener juga, emang kuper, jadi malu ah.
Akhirnya Bu de beranikan diri, japri ke salah satu anggota senior, yang selama ini, sudah banyak juga memotivasi Bu de untuk menulis.
Ini cuplikanya, jangan di ketawain ya,… tak lebih Bu de ini seoerti halnya sswa SD yang sedang belajar menulis, hihihi …
[15/1 06:02] : Assalamualaikum...Bapak…, Pak CEO nulis tantangan 30 hr di gurusiana itu di fb MGI ato di mana nggih...matursuwun
[15/1 06:03] Yg ini..
[15/1 08:00] : Mhn pencerahan bapak
[15/1 08:19] : Waallaikumssalam warahmatullah wabarakatuh.
Di blok gurusiana bunda 👇🏼
[15/1 09:02] : Mksh...sampun registrasi. Bapak.. tinggal bisa ga nulis ini.hihihi...suksme
Itulah sekelumit, perjuanganku pagi ini, untuk melewati tantangan hari ke-1 menulis di Gurusiana.
Semoga bisa ya, mohon doanya tema-teman.
Akhirnya perjuangan di mulai, bude kotak -katik link untuk daftar, ee ternya belum punya blog, akhirnya buat blog, belum kirim foto , juga belum bayar ke rekening mandiri untuk kartu daftar dapat kartu anggota, langsung hubungi mbak iis, dapat pencerahan, dan selamat berjuang, untuk diriku, menghadapi tantangan hari ke-1.
Bu de, bukan penulis, jadi tidak bisa mengalir ide-ide, seperti yang para penulis katakana, bahwa ide itu mengalir begitu saja. Menurut Bu de, ralat bukan menurut Bu de tapi Bu de menganggap atau bagi bu de bahwa menulis itu sangat sulit, menyita waktu dan pikiran, harus konsentrasi, pokoknya berat deh, lebih mudah buat PTK, begitu. Jadi maaf ya kalau tulisan Bu de tidak bermutu, belum bermakna dan belum bisa membawa para pembaca untuk menuntaskan samapai akhir tulisan Bu de, apalagi sampai bisa menghanyutkan perasaan para pembaca, sepertinya hal yang mustahil.
Tapi Bu de ingat, pesan mbah, tidak ada hal di dunia ini yang mustahil, kalau kita mau sungguh-sungguh berusaha, berikhtiar dengan disertai doa, itu juga kata bang Haji Rhoma Irama, kata anak bontot Bu de juga bilang Man Jadda wa jadda, kalau bersungguh-sungguh, Insya allah bisa. Itu kalimat yang memberi semangat Bu de pagi ini, umtuk melewati tantangan 30 hari menulis. Semoga dengan membaca tulisan ini Pak Ceo, Bapak Muhammad Ihsan, juga para pesohor MGI, berkenan mengenal Bu de, dan memberi pembelajaran khusus nulis untuk Bu de yang sudah over sek ini, hayoo jangan konotasi parno lho, dengar kata over sek, maksudnya over sek, adalah, ( over sekee/limapuluht = usia lebih dari 50 tahun gitu), ya … syukurlah para pembaca kalau tersenyum, membaca tulisan Bu de ini, itung-itung ibadah, bisa buat tersenyum para pembaca, walau sebetulnya tersenyum geli ya … hahaha.
Oo iya, jam kerja kok bisa nulis ini, iya pakai strategi ni, demi hari pertama tantangan 30 hari menulis, entah besuk bisa atau tidak, ikut tantangan hari ke dua, mumpung kali ini bisa, ya Bu de coba deh, saat ini strategi Bu de adalah sambal mengajar ni, kebetulan siswa presentasi materi, mereka suruh Bude juga memvisualisasikan materi dengan membuat drama sesuai kemampuan mereka, ternyata di luar ekspetasi Bu de, belum 10 menit mereka dari kelompok tiga yang terdiri dari 5 siswa yang heterogen, baik dari kemampuan akademik, berbicara juga gender, secara tidak langsung dari kelompok ini, Bu de mengajarkan kepada para siswa tentang saling menghormati dan menghargai, Kelompok tiga sudah angkat tangan untuk maju memperagakan, mereka mengawali dengan kalimat pembuka, mengenalkan diri dan menyebutkan judulnya “Menghormati kesetaraan gender,” luar biasa, di dalam cerita ada siswa putra-putri yang sedang bermain bersama, terus anak yang lain ada yang mengejek dan membully dengan kata-kata yang kurang pantas, akhir cerita sang sutradara berpesan, bahwa setiap manusia itu punya hak yang sama dalam setiap aktivitas, tidak boleh menghina satu dengan yang lain, walau berbeda jenis kelamin/gender, apalagi membully, dengan kata-kata yang tidak pantas, di sambut tepuk tangan bergemuruh, di dalam kelas berpenghuni 30 siswa ini. Seru.
Sudah dulu ya, “Tantangan Hari 1 “

No comments:

Post a Comment