Monday, August 17, 2020

Semangat Kemerdekaan, dalam Merdeka Mengajar

Semangat Kemerdekaan, dalam Merdeka Mengajar

Oleh: DewiRo

 

Tepat 75 tahun lalu, detik-detik mendebarkan, momentum yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia, yaitu detik-detik diproklamasikan kemerdekaan Indonesia oleh Proklamator kita, Bung Karno dan Bung Hatta...

 

Dengan kalimat yang penuh makna, maka pekik kemerdekaan terdengar di seluruh penjuru Negeri. Kebebasan dari penjajahan yang sudah bertahan 350 tahun. Melumpuhkan segala sendi-sendi kehidupan, khususnya moral dan kepribadian bangsa karena kebodohan yang disebabkan penjajahan.

Sudahkah pendidikan negeri ini merasakan kemerdekaan?

Sudahkah bangsa ini, merasakan merdeka belajar maupun merdeka mengajar?

Tentang merdeka belajar mungkin sudah bisa dirasakan, walaupun belum semuanya berjalan sesuai yang diharapkan, minimalnya sudah bisa terlaksana, seperti USBN yang dselenggarakan sekolah, rencana menghapus UN, diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan survei karakter.

Mas Menteri, menginginkan pembelajaran tidak hanya di dalam kelas, tapi bisa outing class. Justru pandemi ini, mewujudkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dengan sistem daring. Namun masih banyak kendala yang dialami oleh pelajar maupun pengajar.

Masih banyak pelajar yang belum bisa mengenyam Pendidikan secara maksimal, padahal mereka mempunyai cita-cita mulia, untuk bisa cerdas, agar tidak tertindas oleh kebodohan, yang akan menjerumuskan ke lubang kesengsaraan, seperti penjajahan masa lalu akibat kebodohan. Masih banyak para pelajar di seluruh penjuru negeri yang tidak atau belum mempunyai sarana untuk PJJ, baik itu gawai maupun terkendala oleh kuota dan juga faktor alam yaitu sinyal.

 

Bagaimana dengan merdeka mengajar?

Mungkin sangat sulit diterapkan, karena Pendidikan Nasional Indonesia mengacu pada kurikulum yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Karena, untuk bisa merdeka mengajar, guru harus mampu melakukan terobasan pembelajaran yang inovatif, mampu terwujudkan ke dalam kreativitas disegala kondisi dan keterbatasan sarana maupun prasarana.

Guru harus mampu mendesain pembelajaran, dengan segala kreativitas dan terobosan pembelajaran yang inovatif, itulah kemerdekaan mengajar. Ditambah bisa menciptakan sebuah program pembelajaran yang menarik bagi siswa. Kreativitas ini, membentuk dan menciptakan guru maupun siswa yang berprestasi dan berkarakter.

Dengan segala daya dan upaya, guru harus mampu mengkombinasikan model, strategi, tehnik dan taktik serta metode pembelajaran, yang akan membuat siswa dengan mudah menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar yang esensial mampu dan bisa dikuasai oleh siswa dengan baik

 

Inilah saat yang tepat bagi para guru, untuk menciptakan kemerdekaan dalam mengajar. Dengan kreativitas dan inovasi pembelajaran dalam PJJ, dengan daring maupun luring atau mengkombinasikan keduanya, baik secara online maupun offline.

Kami, di SMP Negeri 1 Kuta Selatan, bersama-sama, bahu membahu, saling berbagi dan bersinergi, untuk bisa melaksanakan PJJ pada masa pandemi ini dengan semaksimal kemampuan kami.

Tentunya semua upaya pembelajaran harus mengedepankan keberpihakan terhadap kepentingan siswa. Bukan sesuai kemampuan dan keinginan guru.

Kami para guru, menggunakan metode dan model yang berbeda, tetapi tetap mengacu pada kepentingan dan keberpihakan kepada para siswa.

Kebanyakan menggunakan Google Classroom (GCR), masih uji coba Microsoft Office 365.

Saya sendiri memanfaatkan rumah Google Suite, yang di dalamnya banyak aplikasi yang bisa kita berdayakan seperti Google Formulir, bisa untuk presensi maupun tugas-tugas. Google Drive yang berkapasitas 15 GB untuk menyimpan data-data penting dan tugas para siswa.

Ada google Spreadsheet  atau Microsoft excel, untuk penghitungan berupa data angka, membuar grafik/chart, form cell.

Google Sites untuk membuat web pribadi atau web mini, yang fungsinya hampir seperti GCR, tapi menurut saya lebih simpel dan lebih mudah diakses oleh para siswa, bisa memuat materi, tugas, video dan lainnya, dan bisa menambah materi sesuai kebutuhan dengan link yang sama.

Yang paling anyar dari G-Suite adalah aplikasi Google Meet, ini sangat praktis, tidak perlu creat room untuk membuat meeting, siapapun bisa jadi hostnya.

Masih banyak lagi aplikasi selain G-Suite dengan berbagai aplikasi seperti Kahoot yang asyik juga untuk pembelajaran, sekali waktu kita bisa vicon tatap muka langsung dengan siswa menggunakan Zoom Cloud Meeting atau Cisco Webex, buat soal dengan Quiziis, Etmodo, Schoology dan lainnya.

Apapun canggihnya teknologi, wajib bagi guru untuk memperhatikan kebutuhan, kemampuan dan keadaan siswa, keperpihakan terhadap kepentingan siswa, harus diutamakan.

 

Mari berkreasi dan berinovasi tiada henti, terus meng-update dan meng-upgrade diri, agar tidak terlindas oleh zaman. Khususnya di era pendidikan 4.0, menuju tol langit pendididkan, yang mutlak berorientasi dan berbasis IT.

Untuk mewujudkan pendidikan nasional agar tetap maju dan berkembang, walau PJJ dan berbasis virtual tidak menghentikan merdeka belajar maupun merdeka mengajar, menuju Generasi Emas Indonesia.

Tetap isi kemerdekaan dengan segala kemampuan yang ada, untuk membentuk mental-mental tangguh yang berkarakter, agar tidak terkikis zaman.


2 comments: